Minggu, 23 November 2008

Pengaruh Sinetron Pada Prestasi Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas TIK dan mengetahui pengaruh sinetron terhadap prestasi belajar remaja. Sinetron adalah singkatan dari sinema elektronik hal tersebut menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe. Prestasi menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe adalah hasil yang dicapai melebihi ketentuan, dalam kamus tersebut juga disebutkan belajar adalah menuntut ilmu (kepandaian), melatih diri, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Sedangkan pengertian remaja menurut LKS Bimbingan Konseling kelas IX adalah masa dimana seseorang anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa.

Untuk menjalankan penelitian ini, diperlukan sampel sebanyak 5 orang dari 40 populasi siswa kelas IX-A SMP Negeri 2 Mojokerto yang berjumlah 20 pa dan 20 pi.

B. Perumusan Masalah

Dalam menjalankan penelitian ini, diperlukan rumusan masalah sebagai berikut:

* Mengapa sinetron-sinetron sekarang kurang menerapkan norma-norma?

* Dampak apasajakah yang dapat terjadi akibat tontonan yang kurang mendidik?

* Bagaimakah cara untuk mengantisipasi pengaruh buruk dari sinetron?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan sinetron, terutama sinetron yang menampilkan ABG sebagai peran utamanya. Selain itu, juga untuk mengetahui dampak-dampaknya bagi remaja yang terlalu banyak menonton sinetron yang kurang mendidik. Dan mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam mengawasi tontonan putra-putrinya.

D. Manfaat Penelitian

Sebenarnya banyak sekali manfaat dari hasil penelitian ini. Diantaranya adalah:

1) Bagi Orang Tua

- Bisa mengontrol tontonan anaknya

- Bisa memilihkan tontonan yang baik bagi putra-putrinya

- Bisa mendidik anaknya lebih baik

Pendapat tersebut disampaikan oleh beberapa orang tua objek penelitian.

2) Bagi Remaja

- Terhindar dari hal-hal buruk dari sinetron

- Menjadi anak yang rajin

- Menjadi anak yang berperilaku baik

Pendapat tersebut disampaikan oleh Noor Fairruz. S yang juga merupakan siswa kelas IX-A.

2) Bagi Guru di Sekolah

Guru di sekolah lebih mudah mendidik murid jika objek penelitian mampu mengontrol tontonannya.


BAB II

KONTEK IMPLEMENTASI

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas TIK dan mengetahui pengaruh sinetron terhadap prestasi belajar remaja. Sinetron adalah singkatan dari sinema elektronik hal tersebut menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe yang maksudnya kumpulan kisah dalam kehidupan sehari-hari baik itu fiktif atau nonfiktif yang disajikan dalam media elektronik. Prestasi menurut Kamus bahasa Indonesia karangan Inda Putri Manroe adalah hasil yang dicapai melebihi ketentuan. Artinya, sesuatu yang sudah dipatok standartnya akan memperoleh suatu keberhasilan bila hal tersebut melebihi patokan yang sudah ditetapkan. Dalam kamus tersebut juga disebutkan belajar adalah menuntut ilmu (kepandaian), melatih diri, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Artinya, mencari ilmu untuk memperoleh kepandaian agar kehidupan di masa mendatang bisa lebih baik dari kehiduoan yang sekarang. Sedangkan pengertian remaja menurut LKS Bimbingan Konseling (TELADAN) kelas IX adalah masa dimana seseorang anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa. Pada masa inilah orang tua sering dipusingkan dengan ulah anaknya karena ketergantungan remaja dengan teman-temannya yang kadang melebihi dengan keluarganya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui bagaimana lingkup keseharian anak, salah satunya adalah mengawasi tontonan dan memberikan tontonan yang berdampak positif pada anak. Dan, hampir setiap stasiun televisi selalu menampilkan sinetron remaja sebagai program unggullannya.

Untuk menjalankan penelitian ini, diperlukan sampel sebanyak 5 orang dari 40 populasi siswa kelas IX-A SMP Negeri 2 Mojokerto yang berjumlah 20 pa dan 20 pi.


A. Rencana Penelitian

Demi kelancaran kegiatan penelitian ini, diperlukan rencana-rencana. Rencana-rencana tersebut sangat membantu penulis dalam melaksanakan dan menyusun laporan penelitian. Rencana-rencana tersebut antara lain:

1. Meminta Persetujuan

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis meminta persetujuan kepada sampel untuk

dijadikan objek penelitian.

2. Observasi

Kegiatan ini berupa pengamatan hal-hal yang berhubungan dengan judul disekeliling penulis. Contohnya, mengamati beberapa judul sinetron ataupun FTV remaja dan mengamati prestasi belajar objek yang tidak terlalu banyak menonton sinetron.

3. Mengidentifikasi Masalah

Kegiatan ini berupa hipotesis atau dugaan sementara penulis mengenai dampak sinetron pada prestasi belajar.

4. Menganalisis Masalah

Kegiatan ini berupa analisa penulis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

5. Menyiapkan Perangkat Pembelajaran

Untuk melakukan sebuah penelitian, maka perlu disiapkan perangkat-perangkat pembelajaran. Perangkat tersebut berupa angket yang ditujukan kepada objek penelitian.

6. Menyiapkan Instrumen Pemantauan Evaluasi

Instrument-instrumen pemantauan perlu dipersiapkan agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana.

7. Merencanakan Tata-Tata Urutan Tindakan

Kemudian, rencana yang terakhir adalah merencanakan tata urutan tindakan. Rencana ini juga sangat penting dalam membantu penulis melakukan dan membuat laporan dari sebuah penelitian.


B. Pelaksanaan Tindakan

· Siklus I

Sesuai dengan rencana penelitian, maka dalam siklus yang pertama dilakukan hal berikut:

1) Melaksanakan Tindakan

Yakni berupa pelaksanaan tindakan yang telah disusun terlebih dahulu. Tindakan tersebut contohnya, mewawancarai objek penelitian sesuai dengan angket yang telah disusun. Selain itu, mengamati beberapa judul sinetron remaja.

· Siklus II (Merevisi)

Sesuai dengan rencana penelitian, maka dalam siklus yang kedua dilakukan hal berikut:

1) Melaksanakan Tes Akhir

Yakni berupa pelaksanaan tes kembali kepada sampel agar laporan yang akan dibuat bisa sesuai. Misalnya, melakukan wawancara kembali.

2) Mengevaluasi Hasil Tindakan

Yakni berupa pengevaluasian hasil-hasil tindakan yang telah dilakukan. Misalnya, memperbarui data-data yang diperoleh dari pelaksanaan tes akhir.

C. Menyusun Hasil Penelitian

Data-data yang diperoleh kemudian akan disusun dengan urutan sebagai berikut:

(i) Mengumpulkan Data-Data Hasil Penelitian

Data-data yang sudah diperoleh, dikumpulkan untuk disusun menjadi sebuah laporan.

(ii) Menyusun Laporan Hasil Penelitian

Setelah menjalankan langkah yang sebelumnya, penulis akan menyusun laporan penelitian dari data-data tersebut.

(iii) Menyusun Konsep Laporan Penelitian dan Menyusun Laporan Akhir

Setelah menjalankan langkah yang kedua, penulis menyusun konsep dari susunan laporan. Yang ditulis dengan tulisan tangan yang kemudian akan diketik.


D. Penilaian

Berdasarkan perolehan data, 12,5% dari seluruh siswa kelas IX-A telah mencapai skor 80 dalam kemampuan mengontrol waktu belajar dan menonton TV. Dengan keterangan:

90-100 = sangat baik

80-89 = baik

70-79 = cukup

60-69 = buruk

50-59 = sangat buruk


BAB III

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian juga melalui beberapa siklus, antara lain:

1. Siklus I

Standar Kualitas Sinetron

Standar kualitas sinetron adalah ukuran yang ditentukan sebagai suatu pembakuan tontonan yang bermanfaat bagi penonton-penontonnya. Menurut Isky Fihafny dan Ayu Indah, sinetron yang berkualitas itu :

~Ceritanya harus masuk akal dan di angkat dari kehidupan sehari-hari, kalau bisa kisahnya itu diangkat dari kisah nyata atau benar-benar pernah terjadi

~Waktu menyiarkan sinetron remaja tidak pada jam-jam belajar agar mereka dapat belajar dengan tenang

~Menerapkan norma-norma yang ada

~Memberikan nasihat-nasihat kepada setiap penontonnya

Kualitas yang baik tentunya akan berdampak positif pula. Para pakar telekomunikasi dan telematika menyatakan bahwa tontonan sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang, apabila tidak bisa memilih tontonan yang baik dapat dimungkinkan kepribadian seseorang tersebut menjadi buruk. Remaja sangat mudah terpengaruh oleh situasi di sekitarnya, maka diperlukan pengawasan yang sangat baik dari pihak keluarga termasuk dalam memilih tontonan.

2. Penilaian

Dari data-data yang telah diperoleh, maka sinetron sekarang dapat mencapai skor:

Skor sinetron = (skor ideal × 100 %) : skor maksimal

= ( 78 × 100 % ) : 100

= 78

Jadi, skor untuk sinetron adalah 78.

Skor prestasi belajar = (skor ideal × 100 %) : skor maksimal

= ( 80 × 100 % ) : 100

= 80

Jadi, skor prestasi belajar adalah 80.

Skor keberhasilan orang tua dalam mengontrol tontonan anak

= (skor ideal × 100 %) : skor maksimal

= ( 82 × 100 % ) : 82

= 82

Jadi, skor keberhasilan orang tua dalam mengontrol tontonan anak adalah 82.

No.

Aspek yang Dinilai

Skor

1.

Kemampuan objek mengatur waktu belajar dan menonton TV.

80

2.

Kualitas sinetron remaja zaman sekarang.

78

3.

Prestasi belajar

80

4.

Keberhasilan orang tua dalam mengontrol tontonan anak

82

3. Siklus II

Dampak Pada Sinetron

a)Dampak Negatif

Dampak negatif pada sinetron yang kurang mendidik diantaranya adalah:

-Menjadi anak yang malas belajar

-Mengikuti gaya anak dalam sinetron, misalnya memakai accsessoris yang tidak pantas digunakan pada waktu sekolah

-Berani melawan orang tua dan guru

-Menjadi anak yang sok kaya, dan lain-lain

Hal tersebut disampaikan oleh Devi Virandani dan C. Wulandari selaku siswa kelas IX-A SMP Negeri 2, Mojokerto.

Kemudian daripada itu, sedikit-demi sedikit dapat merusak moralitas penerus bangsa.

Dampak Positif

Dampak sinetron yang mendidik diantaranya adalah:

-Mengajari anak berperilaku baik

-Menjadi anak yang patuh terhadap orang tua

-Menjadi anak yang rajin belajar agar impiannya di masa mendatang akan terwujud

-Tidak menjadi anak yang tampil apa adanya, tidak sok kaya, dan lain-lain.

Sebagian dari dampak tersebut merupakan pendapat Isky Fihafny.

Sedangkan contoh tayangan yang mendidik adalah film “ Laskar Pelangi “. Film tersebut diangkat dari kisah nyata yang menceritakan tentang sekelompok anak beserta guru-gurunya di sebuah SD yang hampir roboh di daerah Bangka Belitung yang gigih mengejar impian-impian. Berkat kegigihannya, sekarang impian-impian itu bisa tercapai. Hal tersebut pernah diutarakan oleh Ibu Setyorini selaku guru BK SMP Negeri 2, Mojokerto.


BAB IV

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh beberapa kesimpulan:

a) Sinetron sekarang kurang menerapkan norma-norma karena tergerus oleh perkembangan zaman yang kemudian terjadi perubahan sosial-budaya

b) Anak yang tidak terlalu sering menonton sinetron, belajarnya lebih rajin dan nilai-nilainya lebih baik daripada anak yang sering menonton sinetron

c) Dampak dari menonton sinetron ada 2 macam yaitu positif dan negatif. Dampak yang positif terjadi apabila orangtua dapat mengontrol anak dan anak tersebut memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang. Sedangkan dampak yang negatif terjadi apabila orangtua tidak dapat mengontrol anak dan anak tersebut tidak memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik.

d) Peranan orang tua tentunya sangat penting, orang tua harus bisa memilihkan tayangan yang buruk dari sinetron

B. Penutup

Demikian laporan penelitian ini, jika ada kesalahan maupun kekurangan mohon dimaklumi.

C. Saran

Saran dari hasil penelitian ini:

* Untuk Orang Tua

Agar lebih serius mengawasi anak. Selain itu, harus bisa memilihkan tontonan yang tepat dan membantu anak mengatur jam belajar.

* Untuk Anak / Objek Penelitian

Harus memiliki kesadaran pribadi untuk memilih tontonan yang bermanfaat. Kemudian, harus pandai mengatur waktu belajar.

D. Daftar Pustaka

Inda Putri Manroe. 2002. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Greisinda Press Surabaya.

Tim Penyusun. 2004. LKS TELADAN Bimbingan Konseling. Mojokerto: CV. Sinar Mulia.

Sabtu, 15 November 2008

" Makalah Pengaruh Sinetron Pada Remaja "

BAB I 
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Selain itu, juga untuk mengetahui perkembangan sinetron-sinetron di zaman sekarang. Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya Inda Putri Manroe, sinetron merupakan singkatan dari sinema elektronik. Menurut LKS Bimbingan Konseling ( TELADAN ), remaja adalah masa dimana seseorang anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dan mulai mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa. Pada masa inilah orang tua sering dipusingkan dengan ulah anaknya karena ketergantungan remaja dengan teman-temannya yang kadang melebihi dengan keluarganya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengetahui bagaimana lingkup keseharian anaknya, salah satunya adalah mengawasi tontonan dan memberikan tontonan yang berdampak positif pada anaknya. Hampir setiap stasiun televisi selalu menampilkan sinetron sebagai program unggullannya. Terutama sinetron-sinetron ABG, karena banyak sinetron yang tidak menerapkan norma-norma yang berlaku. Sinetron-sinetron banyak yang tidak mendidik moralitas remaja dan cenderung merusak.

B. Perumusan Masalah
#Mengapa sinetron-sinetron sekarang kurang menerapkan norma-norma?
#Dampak apasajakah yang dapat terjadi akibat tontonan yang kurang mendidik?
#Bagaimakah cara untuk mengantisipasi pengaruh buruk dari sinetron?
#Apa yang harus dilakukan orang tua agar anaknya tidak terpengaruh hal buruk dari sinetron?
#Sinetron yang bagaimanakah yang baik untuk ditonton?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan sinetron, terutama sinetron yang menampilkan ABG sebagai peran utamanya. Selain itu, juga untuk mengetahui dampak-dampaknya bagi remaja yang terlalu banyak menonton sinetron yang kurang mendidik. Dan mengetahui bagaimana peranan orang tua dalam mengawasi tontonan putra-putrinya.

D. Manfaat Penelitian
Sebenarnya banyak sekali manfaat dari hasil penelitian ini. Diantaranya adalah:
1) Bagi Orang Tua
  - Bisa mengontrol tontonan anaknya
  - Bisa memilihkan tontonan yang baik bagi putra-putrinya
  - Bisa mendidik anaknya lebih baik
Pendapat tersebut disampaikan oleh kedua orang tua saya
2) Bagi Remaja
  - Terhindar dari hal-hal buruk dari sinetron
  - Menjadi anak yang rajin
  - Menjadi anak yang berperilaku baik
2) Bagi Guru di Sekolah
     Guru-guru di sekolah akan lebih mudah mendidik muridnya karena muridnya menjadi rajin belajar dan mematuhi segala peraturan di sekolah. Alhasil, guru tersebut akan berhasil mencetak anak yang sukses di kemudian hari.



BAB II
DESKRIPSI MASALAH

A. Dampak Pada Sinetron 
   - Dampak Negatif
Dampak negatif pada sinetron yang kurang mendidik diantaranya adalah:
*Menjadi anak yang malas belajar
*Mengikuti gaya anak dalam sinetron, misalnya memakai accsessoris yang tidak pantas digunakan pada waktu sekolah
*Berani melawan orang tua dan guru 
*Menjadi anak yang sok kaya, dan lain-lain
Hal tersebut disampaikan oleh Noor Fairuz dan C. Wulandari selaku siswa kelas IX-A SMP Negeri 2, Mojokerto.
Kemudian daripada itu, sedikit-demi sedikit dapat merusak moralitas penerus bangsa.

   -Dampak Positif
Dampak sinetron yang mendidik diantaranya adalah:
>Mengajari anak berperilaku baik
>Menjadi anak yang patuh terhadap orang tua
>Menjadi anak yang rajin belajar agar impiannya di masa mendatang akan terwujud
>Tidak menjadi anak yang tampil apa adanya, tidak sok kaya, dan lain-lain.
Dampak tersebut adalah menurut pemikiran penulis dan Isky Fihafny.
Sedangkan contoh tayangan yang mendidik adalah film “ Laskar Pelangi “. Film tersebut diangkat dari kisah nyata yang menceritakan tentang sekelompok anak beserta guru-gurunya di sebuah SD yang hampir roboh di daerah Bangka Belitung yang gigih mengejar impian-impian mereka. Berkat kegigihannya, mereka sekarang sukses menggapai impian-impiannya. Hal tersebut diutarakan oleh Ibu Setyorini selaku guru BK SMP Negeri 2, Mojokerto.

B. Standar Kualitas Sinetron
Standar kualitas sinetron adalah ukuran yang ditentukan sebagai suatu pembakuan tontonan yang bermanfaat bagi penonton-penontonnya. Menurut Devi Virandani dan Ayu Indah, sinetron yang berkualitas itu :
>Ceritanya harus masuk akal dan di angkat dari kehidupan sehari-hari, kalau bisa kisahnya itu diangkat dari kisah nyata atau benar-benar pernah terjadi
>Waktu menyiarkan sinetron remaja tidak pada jam-jam belajar agar mereka dapat belajar dengan tenang
>Menerapkan norma-norma yang ada
>Memberikan nasihat-nasihat kepada setiap penontonnya
Kualitas yang baik tentunya akan berdampak positif pula. Para pakar telekomunikasi dan telematika menyatakan bahwa tontonan sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang, apabila tidak bisa memilih tontonan yang baik dapat dimungkinkan kepribadian seseorang tersebut menjadi buruk. Remaja sangat mudah terpengaruh oleh situasi di sekitarnya, maka diperlukan pengawasan yang sangat baik dari pihak keluarga termasuk dalam memilih tontonan.



BAB III
METODE PENELITIAN
Sasaran penelitian ini adalah siswa “SMP Negeri 2 Kota Mojokerto” di tahun 2008. Penelitian ini lebih diutamakan kepada siswa kelas IX-A yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20 pa dan 20 pi. Sebagai sampel sebanyak 5 orang dan sampel 3 judul sinetron remaja. Keberadaannya ada di Jalan Jend. Ach. Yani Nomor 15 Telepon (0321) 322746 Mojokerto 61311. Tahapan- tahapan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

A. Penelitian Awal
Berupa deskripsi situasi, bahan berasal dari data-data hasil wawancara dan beberapa media. Dari deskripsi ini, berbagai masalah dalam “ Pengaruh Sinetron Pada Remaja “ khususnya siswa kelas IX-A cara memilih sinetron atau tontonan yang baik dan mendidik. Dalam hal ini, diperlukan berbagai macam tindakan, salah satunya kesadaran anak itu sendiri. Karena, kesadaran merupakan kunci utama dari suatu keberhasilan.

B. Penelitian Akhir
Berupa pengujian ulang atas data-data yang diperoleh sebelumnya dengan cara melakukan wawancara kembali dan observasi ulang. Dari penelitian ini, dapat diperoleh bahwa anak yang tidak terlalu sering menonton sinetron, belajarnya lebih rajin dan nilai-nilainya lebih baik daripada anak yang sering menonton sinetron. Setelah penelitian ini, diharapkan agar remaja bisa mengurangi kegiatan menonton sinetronnya dan dapat lebih fokus belajar terutama bagi yang akan melaksanakan ujian akhir beberapa bulan mendatang. Dari kegiatan penelitian ini, 12,5% dari seluruh siswa kelas IX-A dalam kemampuan untuk memilih sinetron atau tontonan yang baik telah mencapai skor 78. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan hasilnya dideskripsikan sebagai berikut:
95-100 = sangat baik
85-94  = baik
73-84  = cukup baik
65-72  = cukup
55-64  = kurang
43-54  = sangat kurang



BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data
Sesuai tujuan penelitian yang telah dirumuskan dan hasil skor siswa kelas IX-A dalam memilih tontonan yang baik diperoleh sebagai berikut:
Sinetron remaja pertama belum sesuai dengan norma-norma dan ceritanya kurang masuk akal
Sinetron remaja kedua ceritanya memang masuk akal tetapi belum sesuai dengan norma-norma
Sinetron remaja ketiga ceritanya masuk akal dan sudah sesuai dengan norma-norma
Maka, kualitas sinetron dapat dicapai skor 83.

B. Penafsiran Hasil Analisis Data
Penafsiran analisis data dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan remaja menentukan sinetron atau tontonan yang tepat untuknya.
Berdasarkan analisis data dan criteria tersebut di atas, dapat diperoleh jawab secara ringkas dari permasalahan- permasalahan yang ada dalam rumusan masalah:
Sinetron sekarang kurang menerapkan norma-norma karena tergerus oleh perkembangan zaman yang kemudian terjadi perubahan sosial-budaya. Dampak dari menonton sinetron ada 2 macam yaitu positif dan negatif. Dampak yang positif terjadi apabila orangtua dapat mengontrol anaknya dan anak tersebut memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya. Sedangkan dampak yang negatif terjadi apabila orangtua tidak dapat mengontrol anaknya dan anak tersebut tidak memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya. Peranan orang tua tentunya sangat penting, orang tua harus bisa memilihkan tayangan yang buruk dari sinetron. Sinetron yang baik untuk ditonton adalah sinetron yang mendidik dan berkualitas.



BAB V
KESIMPULAN, SARAN, dan DAFTAR PUSTAKA
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh beberapa kesimpulan:
a) Sinetron sekarang kurang menerapkan norma-norma karena tergerus oleh perkembangan zaman yang kemudian terjadi perubahan sosial-budaya
b) Anak yang tidak terlalu sering menonton sinetron, belajarnya lebih rajin dan nilai-nilainya lebih baik daripada anak yang sering menonton sinetron
c) Dampak dari menonton sinetron ada 2 macam yaitu positif dan negatif. Dampak yang positif terjadi apabila orangtua dapat mengontrol anaknya dan anak tersebut memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya. Sedangkan dampak yang negatif terjadi apabila orangtua tidak dapat mengontrol anaknya dan anak tersebut tidak memiliki kesadaran dalam memilih tontonan atau sinetron yang baik untuk dirinya

d) Peranan orang tua tentunya sangat penting, orang tua harus bisa memilihkan tayangan yang buruk dari sinetron

B. Penutup
Demikian laporan penelitian ini, jika ada kesalahan maupun kekurangan mohon dimaklumi.

C. Saran
Saran dari hasil penelitian ini:
    1) Untuk Orang Tua
Agar lebih serius mengawasi putra-putrinya. Selain itu, harus bisa memilihkan tontonan yang tepat dan membantu anaknya mengatur jam belajarnya.
    2) Untuk Remaja
Harus memiliki kesadaran pribadi untuk memilih tontonan yang bermanfaat. Kemudian, harus pandai mengatur waktu belajarnya.

D. Daftar Pustaka
Inda Putri Manroe. 2002. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Greisinda Press Surabaya
LKS Teladan. 2004. Bimbingan Konseling. Mojokerto: CV. Sinar Mulia